ABSTRAK
Perdagangan bebas adalah hubungan dengan peningkatan
keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Persaingan yang cukup ketat di pasar kerja menyebabkan angkatan kerja semakin
sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini menjadi sangat penting untuk di
pertimbangkan menyikapi perdagangan bebas yang akan terjadi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi industri kecil sepatu dalam
mengembangkan usahanya di era perdagangan bebas. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat kualitatif, dimana informasi dikumpulkan melalui
wawancara dan observasi pasif yang meliputi pengrajin sepatu dan pembeli di kawasan
pusat industri kecil (PIK) serta jaringan sosial di lingkungan PIK. Wawancara
dilakukan dengan beberapa informan yang di pandang memiliki pengalaman dan
dapat memberikan penjelasan tentang kegiatan industri kecil sepatu di kawasan
ini, dan survey dilakukan ketika mereka sedang melakukan proses produksi. Data
hasil penelitian di olah dan dideskripsikan sesuai dengan konteksnya secara
kualitatif. Hasil dari penelitian ini membahas tentang persaingan, kurangnya
modal, aspek sumber daya manusia, manajemen, strategi yang digunakan untuk
usaha produksi kecil sepatu, pemanfaatan jaringan sosial dalam pengembangan
usaha dan pengaruh masuknya sepatu dari luar (impor). Persaingan sering kali
muncul diantara para pengrajin sepatu di PIK Menteng pada saat mencari dan
membeli bahan baku. Kelangkaan bahan baku menjadi alasan yang mendasar
terjadinya persaingan, kondisi seperti ini mengakibatkan masing-masing
pengrajin khawatir akan tidak tersedianya bahan baku bagi proses produksi
mereka. Persaingan juga terdapat dalam hal desain produk dan lokasi penjualan
sepatu. naiknya harga bahan baku, kesulitan mendapatkan bahan baku yang
berkualitas karena terkendala dana maka sering kali tidak bisa untuk memenuhi
permintaan dan akhirnya banyak pengrajin tersebut yang tidak mampu bertahan dan
mengalami kebangkrutan. Selain persaingan, hambatan yang dialami pengrajin
yaitu kesulitan memperoleh modal usaha. Para pengrajin juga mempertimbangkan
aspek sumber daya manusia dan memberlakukan adanya manajemen usaha untuk
mempertahankna eksistensi usaha mereka. Strategi produksi yang digunakan para pengrajin lebih difokuskan
pada ketersediaan modal. Setiap pengrajin membentuk jaringan luas sebagai
strategi pemasaran mereka, dimana mereka menjalin hubungan baik dengan
pedagang. Selain itu untuk memasarkan produknya setiap pengrajin sepatu memliki
agen tetap atau langganan, hal tersebut dilakukan agar produk mereka tetap
terjual. Hubungan antar pengrajin sepatu di kawasan PIK Menteng berjalan dengan
baik sehingga terbentuk lingkungan industry dengan persaingan yang sehat.
Kata kunci : persaingan, perdagangan bebas, hubungan,
pemasaran, produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar